Minggu, 29 Juli 2012

Spekulasi ikhwal bahasa


Para ahli bahasa pada abad pertengahan telah melakukan beberapa penelitian mengenai asal mula bahasa. Metode yang digunakan oleh mereka adalah metode spekulasi dan juga lebih menitik beratkan pada de modis significandi yaitu tentang cara memberi makna. Adapun jenis tulisan pada masa tersebut mereka disebut dengan kaum modistae.

Beberapa anggapan yang berupa spekulasi tersebut yaitu menyatakan bahwa bahasa yang ada di dunia ini adalah satu. Bahasa tersebut adalah bahasa ibrani. Mengapa bahasa ibrani? Karena bahasa ibrani dianggap sebagai bahasa tertua di dunia-adapun alasannya
karena bahasa ibrani adalah bahasa yang digunakan dalam buku perjanjian lama.

Spekulasi yang lainnya; mereka menyatakan bahwa bahasa di dunia itu awalnya satu. Adapun bahasa menjadi banyak seperti saat ini, itu dikarenakan ada banyak manusia yang melakukan dosa. Tuhan menghukum setiap orang yang melakukan dosa, dengan cara membedakan bahasanya. Tujun dari tuhan adalah supaya orang yang melakukan dosa tersebut tidak bisa melakukan komunikasi dengan manusia yang lainnya.

Di Indonesia sendiri spekulasi seperti itu juga pernah terjadi. Suku dayak di Kalimantan mempunyai legenda tentang awal mula bahasa. Menurut anggapan mereka dahulunya bahasa itu adalah satu tetapi karena keracunan cendawan-orang-orang mulai bicara dengan pelbagai bahasa. Dari sanalah muncul penggunaan bahasa yang kacau dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia yang kemudian menjadi sebuah bahasa yang disepakati.
Hal diatas hanyalah merupakan anggapan yang didasarkan pada spekulasi saja-dan mungkin bukan dengan observasi yang komplit seperti jaman sekarang. Spekulasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu ‘speclum’ yang artinya ‘cermin’. Anggapan=anggapan seperti diatas mungkin sulit untuk di terima kebenarannya-namun hal terseut memang pernah terjadi dan dilakukan oleh para peneliti bahasa pada abad pertengahan.

Hal tersebut tentunya berbeda dengan para ahli bahasa saat ini yaitu melakukan sebuah penelitian dan mengungkapkan sebuah teori dari tahapan yang begitu komplek. Observasi yang begitu lama dan pengklasifikasian yang begitu teliti menjadi metode yang digunakan untuk memperkuat sebuah ungkapan teori dan penemuan. Saat ini bahasa dimasukan kedalam ranah ilmu pengetahuan, yakni sebagai ilmu pengetahuan sosial budaya. Maka dari itu bahasa haruslah bersifat ilmiah dan objective, bukan hanya sekedar anggapan yang berbentuk spekulasi. //[as_kos]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar