Rabu, 04 Juli 2012

#buku "IMAJINASI: Rahasia Para Pemikir Besar


 Judul : IMAJINASI: Rahasia Para Pemikir Besar
Penulis : Asep Koswara
Halaman : 215 halaman
Penerbit : Allegiance Publishing
Cuaca semakin dingin dan poho-pohon menjadi beraneka warna, warna merah dan kuning bersinar seakan daun-daun merengkuh cahaya mentari musim gugur dan menebarkannya perlahan. Sawah-sawah dipenuhi tumpukan labu keemasan dan coklat kemerahan, serta pepohonan yang berubah apel-apel merah yang begitu harum sampai-sampai Anda dapat mencium sarinya.
Pakaian si pengemis yang bertelanjang kaki itu telah robek-robek, rambutnya semrawut. Dia dapat mencium aroma daging panggang dari dapur penduduk dan terbitlah air liurnya- dia belum makan sejak dua hari yang lalu. Putus asa, dia membuat api unggun kecil dipinggiran desa, meletakan pancinnya diatas api, dan menaruh sebuah batu didalam panci. “seandainya,” pikirnya, “batu ini dapat dimasak menjadi sup yang lejat.” Dia duduk diatas sebuah kotak, lalu membayangkan dirinya benar-benar sedang memasak sup.
Beberapa penduduk yang penasaran keluar dari rumahnya masing-masing dan berkumpul disekitar api. Mereka menanyakan apa yang sedang dimasaknya, lalu dia member tahu mereka tentang batu ajaib yang bisa dibuat sup yang sangat lezat. “Sup batu ini akan menjadi  lebih enak bila dicampur bunga es”, begitu katanya. Para penduduk terkagum-kagum dengan sup ini dan mulai berkomentar tentang aromanya yang wangi. Si pengemis mengundang mereka untuk makan bersama. Para penduduk yang bersemangat itu mengatakan bahwa mereka akan membawa makanan untuk melengkapi hidangan sup itu.
Mereka kembali membawa sayuran, buah, kalkun, daging, telur, dan sosis. “Sekarang marilah berdoa,” kata pendeta desa. Si pengemis berpikir, “saya berdoa supaya makanan ini tidak menjadi dingin sebelum dia selesei berdoa,” lalu si pengemis itu makan. Dia memakan segala yang terhidang, seakan-akan tidak ada hari esok. Dia memecahkan empat butir telur dengan ujung pisaunya dan memakannya dengan irisan daging goreng. Dia mengiris dua potong kalkun, memasukan daging kedalam mulutnya, lalu menambahkan kentang rebus dan kacang polong- lalu memotong sebongkah roti mentega dan melahapnya. Dia tidak menyadari bahwa para penduduk menghirup supnya bermangkok-mangkok selagi dia melahap segala yang ada di depannya termasuk separo kue stroberi.
Setelah selesai, dia terduduk selama beberapa saat, seolah tercenung. Lalu, dia bangkit, memungut batunya dan pergi. Dia sama sekali tidak menoleh kebelakang.

cerita diatas merupakan sebuah bentuk effek dari proses imajinasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar